Kontak Peristiwa Pelayanan (KPP)

Jim Longbottom, ed. Ross Woods. '06, '20

KPP adalah metode pembentukan pribadi untuk pelayanan. KPP berguna untuk segala jenis situasi antar pribadi, sehingga dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Dengan memahami diri Anda sendiri sebagai pribadi, Anda tertolong untuk mengendalikan kelemahan Anda. Banyak orang yang melayani Tuhan tidak sadar akan kelemhannya sehingga menyebabkan masalah secara tidak sadar. KPP dapat digunakan untuk mengajar, atau untuk evaluasi belajar.

Orang mengerjakan KPP dengan menganalisa apa yang terjadi sehingga ia dapat belajar darinya. Proses analisa seperti membongkar koper. Dalam koper tertutup ada segala isinya, tetapi Anda tidak dapat melihatnya selama koper masih tertutup. Dengan membuka koper tersebut, Anda dapat mengeluarkan dan menata semua isinya sehingga mudah dilihat. Begitu juga, kita membuka dan membongkar peristiwa supaya mendapat ajarannya.

Bila Anda sudah berpengalaman dalam pelayanan, Anda mengembangkan gaya khas Anda, yang kecendrungan yang mencerminkan pengalaman dan kepribadian Anda.

Peringatan: KPP yang berjalan dengan baik akan cukup menantang secara pribadi. Pengalaman ini bisa membuat Anda stres.

Di bawah ini ada prosedur untuk menggunakan KPP.

1. Mahasiswa ditunjuk

Salah satu mahasiswa ditunjuk atau sukarela.

2. Pilih peristiwa

Mahasiswa tsb memilih suatu peristiwa. KPP dapat dilakukan untuk semua jenis pertemuan dengan orang lain, asalkan aktual. Bisa pertemuan dengan orang lain apa saja; pilihan ada di tangan Anda.

Peristiwa yang cocok untuk KPP adalah peristiwa yang membawa suatu tantangan atau pemahaman baru. Pertemuan tsb. boleh sangat tegang atau tampaknya biasa saja.

Suatu peringatan. Orang sering mencoba untuk menulis pertemuan netral yang tidak berbahaya atau berisko, sehingga pembimbing akan "berbaik hati" kepada mereka .... Siasat itu tidak pernah berhasil. Lebih baik menulis pertemuan yang menggerakkan hati Anda dan mengambil ajarannya.

3. Situasi

Jelaskanlah situasi (dimana terjadi, siapa, latar belakang) agar yang lain memahami sikon peristiwa.

4. Menulis apa yang dikatakan

Ada dua segi:

5. Menulis analisa

Dalam KPP, orang pada dasarnya menanyakan pertanyaan terkait:

  1. Apa konteksnya?
  2. Apa yang sebenarnya terjadi?
  3. Dinamika pribadi apa yang terlibat?
  4. Apa yang bisa saya lakukan lebih baik?
  5. Apa yang dapat saya pelajari tentang diri saya?
  6. Apakah saya menolong orang itu?
  7. Apa kekuatan saya dalam peristiwa ini?
  8. Apa kelemahan saya dalam peristiwa ini?
  9. Dalam hal apa saya perlu dibantu? (Mis. sikap, pemahaman, kebiasaan, dlsb.?
  10. Dimanakah Tuhan di dalam peristiwa ini?

Pertanyaan lain yang mungkin cocok:

  1. Apakah ada tema atau prinsip umum rohani yang muncul?
  2. Apakah ada tema atau prinsip umum theologis yang muncul?
  3. Bagaimana perubahan dalam konsep diri Anda sebagai pengasuh rohani?
  4. Apakah Anda mengembangkan gaya khas Anda? Jika begitu:
    1. Coba jelaskan gaya khas Anda?
    2. Sejauh mana keterlibatan saya sesuai dengan sikon?
    3. Apa kekuatan dan kememahan saya dalam menangani peristiwa ini?

6. Sebelum pertemuan kelompok

Setelah mahsasiwa menyiapkan laporan, ia menyerahkannya kepada pembimbing sebelum pertemuan kelas supaya pembimbing dapat memahaminya dan menyusun beberapa pertanyaan untuk membantu Anda mengambil ajarannya dari peristiwa tersebut.

7. Pertemuan kelompok1

Dalam presentasis ke kelas, mahasiswa membacakan apa yang ditulisnya, dan akan sangat membantu jika pembimbing mengambil peran sebagai orang lain dalam peristiwa. Orang lain dalam kelompok hanya mengamati dan tidak menyela. Mereka hanya mendengarkan pertemuan di depan mereka dan mencatat reaksi dan tanggapan mereka sendiri. ("mangkuk ikan")

Sesudah itu, pembimbing memimpin diskusi yang menganalisa peristiwa, dengan menjawab pertanyaan di atas dengan cara yang bermanfaat bagi si mahasiswa, dan secara tidak langsung, bermanfaat untuk semua orang yang hadir.

 

__________________________
Jika jumlah mahasiswa lebih dari 6-8, sebaiknya dibagi menjadi kelompok kecil, masing-masing ada pengawas sendiri yang memimpin setiap kelompok.